Senin, 13 April 2015

Percobaan Pembuatan Tempe Benguk vs Tempe Bahan lain



Percobaan Fermentasi
Pada Pembuatan Tempe Benguk
A.    Tujuan
1.      Membuat tempe benguk sebagai produk hasil fermentasi.
2.      Membandingkan hasil produk fermentasi tempe dari berbagai bahan (kedelai, benguk, dan ampas tahu).

B.     Landasan Teori
Tempe merupakan makanan yang mengandung protein yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Beberapa fermentasi tersebut secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap bahwa Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh.
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease. Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur. Pada tempe terdapat jamur Rhizopus oryzae yang mengalami fermentasi. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (sedikit oksigen).
Menurut Agus Krisno, beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
1.   Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2.   Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
3.   Suhu
Kapangtempedapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.

Selain itu, Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai (Agus Krisno.blog.wordpress.com). Tekstur kompak juga disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya Rhizopus sp yang paling dominan. Selama proses fermentasi, ampas tahu akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya.

C.    Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Peralatan Memasak
Benguk
Plastik
Ragi tempe

D.    Langkah Kerja
1.    Menyiapkan semua peralatan yang digunakan dalam pembuatan tempe dalam keadaan bersih dan kering.
2.    Merendang benguk kurang lebih satu malam agar mengembang sempurna.
3.    Merebus benguk, kemudian mengupas kulit arinya dan mencuci benguk sampai bersih.
4.    Membiarkan kedelai yang telah dibersihkan sampai dingin.
5.    Menaburi ragi pada benguk.
6.    Membungkus benguk yang telah ditaburi ke dalam plastik.
7.    Membuat lubang pada plastik.
8.    Memfermentasikannya selama 2-3 hari ditempat yang teduh, tidak lembab, dan tidak terkena sinar matahari langsung.

E.     Hasil Pengamatan
TEMPE BENGUK KELOMPOK 6
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Apek (Benguk)
Hitam
Renggang
3
32(Hangat)
Tempe Benguk
Putih Kehitaman
Rapat

TEMPE KORO KELOMPOK 1
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Aroma Koro
Putih Kekuningan
Renggang, keras
3
32(Hangat)
Aroma Tempe Koro
Putih
Rapat, empuk
TEMPE KORO KELOMPOK 2
Hari ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Aroma Koro
Putih Kekuningan
Keras
3
32(Hangat)
Tempe
Putih
Empuk
TEMPE KEDELAI KELOMPOK 3
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Kedelai Kukus
Kekuningan
Kasar, Renggang
3
32(Hangat)
Tempe Kedelai
Putih
Padat/merapat
TEMPE KEDELAI KELOMPOK 4
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Kedelai Kukus
Coklat Muda
Renggang
3
32(Hangat)
Tempe Kedelai
Putih
Padat/Rapat
TEMPE BENGUK KELOMPOK 5
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Apek (benguk)
Hitam
Renggang
3
32(Hangat)
Tempe benguk
Putih kehitaman
Rapat












TEMPE GEMBUS KELOMPOK 7
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Ampas Tahu Kukus
Coklat Muda/krem
Kasar
3
32(Hangat)
Tempe Gembus
Putih
Halus,padat
TEMPE GEMBUS KELOMPOK 8
Hari Ke
Suhu
Bau
Warna
Tekstur
1
28 (normal)
Ampas Tahu
Coklat
Kasar,Renggang
3
32(Hangat)
Tempe Gembus
Putih
Halus,Padat

F.       Pembahasan
Pada tabel hasil pengamatan terlihat bahwa pembuatan tempe benguk setelah 3 hari menghasilkan produk yang meiliki bau tempe benguk dengan warna putih kehitaman dan tekstur yang rapat pada suhu 32o C (hangat). Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan tempe benguk tersebut berhasil. Menurut Agus Krisno, warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang menunjukkan warna putih kehitaman, dimana sebelumnya berwana hitam. Dalam pembuata tempe benguk ini dibantu oleh Rhizopus orizae. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe benguk antara lain: kebersihan dari aat-alat, keadaan benguk yang kering sebelum ditaburi ragi agar tidak mengalami kebusukan, lubang yang dibuat pada plastik pembungkus pun mempengaruhi proses fermentasi, jika lubang yang dibuat kurang maka akan mengakibatkan kegagalan dimana benguk tersebut tidak merapat/ ragi tempe tidak menghasilkan jamur.
Jika dibandingkan dengan produk tempe lain, seperti: tempe kedelai, tempe koro, maupun tempe gembus dalam pembuatannya tidaklah jauh beda. Sama halnya dengan tempe benguk, produk tempe yang lain juga di bantu oleh Rhizopus orizae. Pada proses fermentasi selama 3 hari ada sebagian dari tempe benguk yang sedikit belum jadi, sedangkan pada tempe kedelai sudah rapat seluruhnya. Ini menunjukkan proses fermentasi dari tempe kedelai lebih cepat dibanding tempe benguk.

G.    Kesimpulan
1.         Pembuatan tempe benguk memanfaatkan jamur Rhizopus orizae.
2.         Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe benguk antara lain: kebersihan dari aat-alat, keadaan benguk yang kering sebelum ditaburi ragi agar tidak mengalami kebusukan, lubang yang dibuat pada plastik pembungkus, jika lubang yang dibuat kurang maka akan mengakibatkan kegagalan.
3.         Jika dibandingkan dengan tempe lain, tempe benguk tidak jauh berbeda dari tempe-tempe yang lain dalam proses pembuatannya.

H.      Daftar Pustaka
Mimin Mintarsih dan Dadang Machudin. 2012. Biologi untuk Kelas 3 SMA. _: Sony Sugema Collage.

Agus Krisno. Pembuatan Tempe. Di unduh dari AgusKrisno.blog.wordpress.com Pada tanggal 27 April 2013 Pukul 10:12

Dwi Kayanti. 2011. Pembuatan Tempe. Di unduh dari http://dwiekayanti.blogspot.com/2011/04/pembuatan-tempe.html Pada tanggal 27 April 2013 Pukul 10:12

Lia Jegeg. 2012. Pembuatn Tempe. Di unduh dari http://liajegeg2.blogspot.com/2012/12/pembuatan-tempe.html Pada tanggal 27 April 2013 Pukul 10:12

0 komentar:

Posting Komentar

 

Notes Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template